FISIKA LISTRIK
Ø
Soal dan jawaban !
1.
Mengapa Bisa Terjadi Petir?
Jawab :
Petir terjadi akibat perpindahan
muatan negatif menuju
ke muatan positif. Menurut batasan
fisika, petir adalah lompatan bunga api
raksasa antara dua massa dengan medan listrik berbeda.
Prinsip dasarnya kira-kira sama dengan
lompatan api pada busi.
Petir adalah hasil pelepasan muatan
listrik di awan.
Energi dari pelepasan itu begitu besarnya
sehingga menimbulkan rentetan cahaya, panas, dan bunyi yang sangat kuat
yaitu geluduk, guntur, atau halilintar.
Geluduk, guntur, atau halilintar ini dapat menghancurkan bangunan, membunuh
manusia, dan memusnahkan pohon. Sedemikian
raksasanya sampai-sampai ketika petir itu melesat, tubuh awan akan terang
dibuatnya, sebagai akibat udara yang
terbelah, sambarannya yang rata-rata memiliki kecepatan 150.000 km/detik itu
juga akan
menimbulkan bunyi yang menggelegar.

2.
Apa yang di maksud dengan berbanding
lurus dan berbanding terbalik ?
jawab
Berbanding lurus maksudnya adalah jika yang satu bertambah
banyak, maka pihak satunya lagi juga bertambah banyak. Contohnya adalah jumlah
undangan pesta dan hidangan yang harus disediakan. Apabila tamu yang diundang
bertambah banyak, maka hidangan yang harus disediakan juga harus bertambah
banyak. Jikalau hidangannya bertambah sedikit, maka akan terjadi kekurangan
atau terdapat tamu yang tidak mendapatkan hidangan. Contoh lain adalah jumlah
roti dan bahan yang dibutuhkan untuk membuatnya. Apabila hendak membuat lebih
banyak roti, maka bahannya harus ditambah pula.

Berbanding terbalik maksudnya adalah jika yang satu
bertambah banyak, maka pihak satunya lagi justru bertambah sedikit, dan
demikian pula sebaiknya. Contohnya adalah jumlah pekerja dan lama waktu yang
dibutuhkan dalam membangun rumah. Jika semakin banyak pekerja, maka waktu
diperlukan dalam membangun rumah semakin singkat. Contoh lain adalah kecepatan
dan waktu tempuh. Semakin cepat kita mengendarai kendaraan, maka waktu
tempuhnya juga makin singkat.
3.
Mengapa tetapan hokum coulumb harus
9 x 10-19 (Nm)
Jawab
Hukum Coulomb
Charles Augustin de Coulomb,
seorang fisikawan berkebangsaan Perancis, pada tahun 1785 pertama kali yang
meneliti hubungan gaya listrik dengan dua muatan dan jarak antara keduanya
dengan menggunakan sebuah neraca puntir. Untuk mengenang jasa Charles A. de
Coulomb, namanya digunakan untuk satuan internasional muatan listrik, yaitu
coulomb (C).
Gaya tarik-menarik atau gaya tolak-menolak antara
dua muatan listrik disebut gaya Coulomb (Fc). Apabila dua
muatan yang berdekatan jenis muatannya sama, maka gaya Coulombnya berupa gaya
tolak-menolak. Sebaliknya, dua muatan yang berdekatan jenis muatannya tak
senama, maka gaya Coulombnya berupa gaya tarikmenarik.
Besar gaya Coulomb bergantung pada:
a. besar masing-masing muatan (Q1 dan
Q2 ),
b. kuadrat jarak antara dua muatan (r2).
Arah gaya Coulomb
dua muatan listrik yang sejenis
Arah gaya Coulomb
dua muatan listrik yang tak sejenis
Hukum Coulomb berbunyi:
besar gaya tolak-menolak atau gaya tarik-menarik
antara dua benda bermuatan listrik, berbanding lurus dengan besar masing-masing
muatan listrik dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda
bermuatan.
